KADER KESEHATAN REMAJA

Puskesmas Jurumudi Baru melakukan kegiatan penjaringan dan penyuluhan kesehatan di sekolah MTs dan MI Attaqwa,berjumlah 130 siswa dan sebelumnya di kelas X MA. Attaqwa, berjumlah 100 siswa. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan kebersihan perorangan ( mulai dari rambut, kulit, kuku ), pemeriksaan ketajaman dan kebersihan indra ( penglihatan dan pendengaran ), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, Pemeriksaan fisik mulai dari pengukuran TB dan BB, Tekanan Darah, RR dan Denyut Nadi ,dll.

Secara umum tujuan diadakannya Penjaringan Kesehatan anak sekolah lanjutan tingkat pertama dan tingkat atas adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal dan secara khusus bertujuan untuk mendeteksi dini masalah kesehatan anak didik, tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik, maupun menjadi pertimbangan dalam penyusunan program pembinaan kesehatan sekolah. Pada bagian aspek kesehatan reproduksi, untuk putri ditanyakan umur berapa dapat haid pertama, teratur apa tidak, sakit atau tidak, dan tanda-tanda sekunder misalnya payudara. Sementara untuk putra tanda-tanda kedewasaan pria apakah pernah mimpi basah dan juga tanda-tanda kelaianan pada kelamin. Dan juga dilakukan penyuluhan tentang penyakit difteri serta PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Meski Difteri sangat mudah menular, berbahaya dan dapat menyebabkan kematian, Difteri ini dapat dicegah dengan imunisasi.

Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae dan ditandai dengan adanya peradangan pada selaput saluran pernafasan bagian atas, hidung dan kulit. Gejala demam yang tidak terlalu tinggi. Namun yang terjadi adalah adanya selaput yang menutup saluran napas. Selain itu, bakteri tersebut juga mengakibatkan gangguan jantung dan sistem syaraf.

Imunisasi untuk mencegah Difteri sudah termasuk ke dalam program nasional imunisasi dasar lengkap, meliputi: (1) Tiga dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b) pada usia 2, 3 dan 4 bulan, (2) Satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan, (3) Satu dosis imunisasi lanjutan DT (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 1 SD/sederajat, (4) Satu dosis imunisasi lanjutan Td (Tetanus difteri) bagi anak kelas 2 SD/sederajat, dan (5) Satu dosis imunisasi lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat.

Imunisasi ini upaya preventif yang spesifik terhadap penyakit. Imunisasi Difteri dimulai sejak anak usia 2, 3, dan 4 bulan. Lalu untuk meningkatkan antibodinya lagi, harus diulang di usia 2 tahun, 5 tahun dan usia sekolah dasar. Selain itu dalam kuesioner meminta siswa untuk memilih pilihan ilustrasi gambar yang sesuai dengan kondisi bagian tubuhnya, bukan menyebutkan ukuran bagian tubuh siswa. Kesemuanya itu tujuannya bagus yakni untuk mengetahui dini gejala awal sehingga bila ada kelainan akan segera diketahui dan dilakukan tindakan secepatnya.